Friday, December 31, 2010

Mansfield Park (1999/2007)






REVIEW

Diadaptasi novel terkenal karya Jane AustenMansfield Park telah diproduksi dua kali, yaitu pada tahun 1999 lalu pada tahun 2007 versi remakenya ditayangkan di layar lebar.
Penggemar berat novel ternama Jane Austen pasti sudah menonton versi adaptasi layar lebarnya, seperti Pride and Prejudice, Emma, dan Sense and Sensebility.
Kalau Anda menyukai film-film tersebut, sudah tentu Anda tidak akan melewatkan Mansfield Park.

Untuk kali pertama, saya mengetahui quotes Mansfield Park dari buku Cinematheraphy For Lovers karya Nancy Peske dan Beverly West.
Sementara untuk filmnya, sejauh ini saya hanya berhasil menonton Mansfield Park versi remake (2007).
Namun versi 2007 tidak bisa melenyapkan rasa penasaran saya terhadap Mansfield Park versi 1999.
Perpaduan antara alur cerita yang kaya akan drama romansa berlatar belakang kehidupan kalangan ningrat Inggris pada tahun 1814 serta movie qoutes menarik, semakin memotivasi saya untuk bisa menemukan dvd Mansfield Park (1999).
Saya sudah cukup beruntung, bisa menonton Mansfield Park 1999 secara online.
Tapi tentu saja menonton film via internet sangat jauh berbeda kesannya jika dibandingkan dengan menonton di layar kaca.

Saya suka sekali dengan kata-kata bijak dalam Mansfield Park.
Quotes yang bisa kita temukan di Mansfield Park tidak hanya sebatas perihal cinta, melainkan juga tentang hidup, pandangan tentang lembaga pernikahan, perbudakan, bahkan emansipasi wanita.
Alasannya sudah jelas, karena Jane Austen adalah wanita yang berpikir jauh melebihi zamannya.
Semua ide dan pemikirannya ia tuangkan melalui novel.
Jane Austen dan kalimat-kalimat cinta cerdas miliknya persis seperti neutron dan elektron pembentuk atom.
They're just simply could never be "seperated".
But thankGod for that, so we can enjoy her best seller collection up 'till now. ^_^

Dalam hampir setiap karyanya, Austen kerap mengusung roman segitiga antara pria dan wanita yang mengawali hubungan mereka sebagai sahabat atau kerabat dengan latar belakang lingkungan sosial bangsawan Inggris pada era 1800-an.
Pada masa itu masyarakat Inggris dikenal sebagai komunitas yang menilai bahwa pernikahan merupakan isu moral yang sangat penting untuk mengukuhkan status sosial dan kendali ekonomi terhadap kaum perempuan.
Selain didasari oleh situasi sosial yang terjadi pada masa itu, alasan lain mengapa Jane Austen gemar meramu cerita dengan alur demikian, adalah karena itulah narasi yang paling mendekati deskripsi pengalaman cinta Jane Austen semasa ia hidup.
Dibintangi oleh Anna Hathaway--aktris Hollywood cantik yang sudah lalu-lalang di genre film bertemakan kehidupan royalties, kita dapat menengok sekelumit kisah cinta Jane Austen dalam film biopik yang berjudul Becoming Jane.
Dalam film tersebut, diceritakan bahwa Jane Austen menemukan cinta sejati dengan pria yang tidak memiliki keamanan finansial seperti pilihan orang tuanya, Tom Lefroy ( dibintangi oleh James McAvoy). 
Kisah cinta Austen dan Lefroy sulit menemukan akhir yang bahagia akibat resiko pengorbanan yang terlalu besar terhadap keluarga, rekan, dan masa depan mereka sendiri.
Ironis tentu saja, namun dillema cinta ini justru menginspirasi Austen untuk menyampaikannya kembali pada khalayak sebagai novel.
Inilah cikal bakal munculnya karya kenamaan seperti Pride and Prejudice, Sense and Sensebility, juga termasuk Mansfield Park.

Tokoh sentral dalam Mansfield Park adalah Fanny Price (dibintangi oleh Frances O'Connor/ Billie Piper).
Kondisi keluarga yang serba tidak berkecukupan, mengharuskan Fanny untuk dikirim ke kediaman Pamannya, Sir Thomas, di Mansfield Park saat masih berusia 10 tahun.
Meskipun seringkali menerima tatapan asing dari penghuni Mansfield Park, berkat kecerdasan dan kepribadian yang sungguh secantik parasnya, Fanny memiliki sahabat sejati di sini, Edmund Betram --putra bungsu Sir Thomas (diperankan oleh Jonny Lee Miller/Blake Ritson).
Beranjak dewasa, Fanny mulai menginginkan Edmund melihatnya lebih dari sekedar sahabat.
Tapi kepastian itu tidak pernah ia temukan dengan jelas dari Edmund.
Kondisi semakin dipersulit oleh kedatangan kakak-adik yang baru saja pindah ke Mansfield Park dari London, Henry dan Mary Crawford.
Henry dan Mary ternyata menyimpan misi untuk menikahi anak-anak keluarga Thomas untuk meningkatkan strata sosial mereka.
Tidak seberuntung Mary yang gencar mendekati Edmund dari kali pertama, Henry justru tidak mampu berbuat banyak karena putri tertua keluarga itu, Maria Betram, telah bertunangan.
Entah bagaimana, satu hal memicu hal lainnya,seusai pesta pernikahan Maria, di luar dugaan Henry pun jatuh cinta pada Fanny.
Intrik cinta segitiga terjadi begitu saja antara Fanny-Edmund-Henry.
Situasi semakin diperkeruh oleh ide Sir Thomas untuk menjodohkan Fanny dan Henry.
Meski pernah sempat merasa rapuh akan rayuan Henry, Fanny menolak Henry karena ia  yakin cintanya untuk Edmund.
Namun di lain pihak, Edmund terus bergeming. 
Kedekatannya dengan Mary mengaburkan perasaannya terhadap Fanny.
Kecewa pada Fanny yang tidak menghargai perjodohan yang telah diatur dengan baik oleh Sir Thomas, Fanny diusir dari Mansfield Park dan kembali ke rumah orang tuanya.
Beberapa lama sepeninggal Fanny, niat buruk Henry dan Mary terbongkar.
Mereka pun kabur dari Mansfield Park karena terlanjur malu.
So, what happen to Fanny and Edmund?
Classic.
Kalau kita masih ingat ketika Mr. Darcy mendatangi kediaman keluarga Bennett, tak lama setelah pertengkaran kolosalnya dengan Elizabeth, untuk mengakui perasaannya pada gadis cantik itu dalam adegan akhir film Pride and Prejudice, pasti kita juga bisa menebak happy ending versi Mansfield Park. 
^_^

Jajaran casting juga sangat memberi nilai tambah bagi Mansfield Park produksi 1999.
Memang,jika dibandingkan dengan versi1999, para pemeran Mansfield Park (2007) relatif jauh lebih muda.
Saya akui, terlebih untuk peran Edmund Betram, Blake Ritson memang memiliki wajah yang sangat "menyegarkan" untuk dipandang.
LOL ^_^
Tapi standar ketampanan seperti itu tidak diterapkan pada aktor dan aktris lainnya dalam Mansfield Park (2007).
Mereka tidak memiliki karisma klasik elegan khas Inggris seperti yang biasanya dengan gampang  kita temukan dalam film-film  Jane Austen, baik melalui penampilan, gesture, serta tentu saja performa akting mereka.
Tipikal pemain demikian dengan mudah dapat saya nikmati dalam Mansfield Park (1999).
Karisma elegan yang dimiliki pemainnya memudahkan kita untuk menyelami karakter mereka.
Just take a look at how beautiful the major casts of Mansfield Park 1999..

Frances O'Connor as Fanny Price
Jonny Lee Miller as Edmund Betram
Alessandro Nivola as Henry Betram
Embeth Davidtz as Mary Crawford

Let's see what we got if we compare them to the casts of Mansfield Park (2007)


Billie Piper as Fanny

Blake Ritson as Edmund Betram, the only prettiest face in the crowd
Joseph Beattie as Henry Crawford and Hayley Atwell as Mary Crawford

Sekilas terkesan bahwa satu-satunya keunggulan dari Mansfield Park (2007) adalah faktor umur.
Pun demikian, faktor umur yang lebih muda jika tidak diiringi oleh kualitas akting yang memukau, tidak akan mengantarkan film pada kesuksesan.
Jujur, saya sedikit kecewa peran Fanny Price dalam Mansfield Park diperankan oleh Billie Piper.
Piper di sepanjang film banyak menunjukkan sisi rapuh dan pasrah dari diri Fanny.
Tentu saja hal ini terasa terlalu menyimpang dari karakter Fanny yang cerdas, cantik, outspoken, pandai berargumen, dan memikat.
Terasa jauh berbeda dengan Frances O'Connor yang bisa memadukan dengan apik the sunny side and the vulnerable side of the fabulous Fanny.

Berbicara tentang tokoh Fanny, pada menit-menit pertama Mansfield Park (2007), perhatian saya justru sangat tertuju pada Michele Ryan, pemeran Maria Betram.
Michele Ryan memang tidak membutuhkan waktu lama untuk resmi menyita pikiran saya akan paras cantiknya yang sarat akan nuansa aristokrat serta aktingnya yang natural.

Michele Ryan as Maria Betram

Doesn't her beauty look so familiar?
If I say "Bionic Woman", does it now ring you a bell?
Of course ,she's the same girl who played Jaime Sommers in "Bionic Woman"!


Michele Ryan as Jaime Sommers
"Bionic Woman"

Kemunculannya yang singkat tak urung membuat saya berpikir kalau saja peran Fanny Price diberikan padanya, besar kemungkinan bagi Mansfield Park (2007) untuk mengulang kesuksesan Kiera Knightly dalam Pride and Prejudice (2005).

Terlepas dari selera penonton untuk labih menyukai versi yang mana, bagi saya Mansfield Park adalah pilihan tepat bagi Anda yang tidak hanya menginginkan romansa, melainkan juga movie quotes sebagai souvenirnya.

The Movie Quotes 


"Selfishness must always be forgiven.., because there is no hope for a cure."

(Hayley Atwell as Mary Crawford)

This line is absolutely more than just a simply reguler bunch of words we could find everyday in anykind of movie.
It's more like self-awakening words to help us how to deal with so many irresistable long-term selfish people surround us.
Menghadapi orang yang egois, kita bisa saja mengkritik dia setiap kali sikap egoisnya muncul.
Tapi sifat egois itu sendiri, saya rasa tidak diciptakan untuk gampang dilenyapkan dari diri seseorang.
Saya setuju sekali kalau ada yang mengatakan bahwa sesekali kita harus merelakan keegoisan seseorang jika tidak mau stress menggila dalam setiap menit dari seumur hidup kita.
Persis seperti Austen,
"Keegoisan rupanya harus selalu dimaafkan..karena memang tidak akan ada obatnya.."



"Life seems nothing more than a quick succession of busy nothings."

(Frances O'Connor as Fanny Price)

I couldn't agree more with this quotes..
People always keep busy to get some money without ignore the essence of becoming a human being..
They just love and lost in money..
Money that in the old days they use to pay their unrepairable sick body..



"There are as many forms of love as there are moments in time."

(Jonny Lee Miller as Edmund Betram)


Henry Crawford: "Fanny, you have created sensations which my heart has never known before. "
Fanny Price: "Please. "
Henry Crawford: "There is only one happiness in life: to love and be loved. "
Fanny Price: "Mr. Crawford, do not speak nonsense. "
Henry Crawford:" Nonsense?"
Fanny Price: "You are such a fine speaker that I'm afraid you may actually end in convincing yourself. "
Henry Crawford: "Fanny. You are killing me."
Fanny Price: "No man dies of love but on the stage."

(Frances O'Connor as Fanny Price and Alessandro Nivola as Henry Crawford)


Edmund Bertram: "She does not think evil, but she speaks it."
Fanny Price: "The effect of education, I suppose."

(Jonny Lee Miller as Edmund Betram and Frances O'Connor as Fanny Price)

Ouch..!
Guys, never ever underestimate poeple from the earlier generation..
Especially the kinda who could give a smashing punchline like Jane Austen did here.
d^_^b




Edmund Bertram: "Fanny, I've loved you my whole life."
Fanny Price: "I know, Edmund. "
Edmund Bertram: "No... I've loved you as a man loves a woman. As a hero loves a heroine. As I have never loved anyone." 

(Frances O'Connor as Fanny Price and Jonny Lee Miller as Edmund Betram)

This line is Insane!
What kind of guy who say ridiculously crazy beautiful line like this?
Ou yeah, I think I know what kind of guy he is.
This is kind of guy who ONLY lives in movie, reality shows, or romance.
A real normal regular guy will never EVER be that unbelievably supercrazy creative to his gurl..
L.O.L ^__^

4 comments:

  1. well, i prefer to watch the 99 version tho.. lgsg ke toko dvd dehh.. hohohohoho..

    ReplyDelete
  2. huahahaha..gue yg bakal pertama ngantri buat pinjem dek, kalo lo berhasil nemu versi 1999-nya! wkwkwkwk..>_<
    Sumpah tu dvd resmi masuk ke daftar most wanted gue setelah Mary Reilly dan A Good Son..kalo entah kpn lo ngga sengaja nemu Mary Reilly dan A Good Son, please really really please selamatkan dahulu dvd tersebut..gw ngga sanggup nyesek sepanjang zaman buat kedua kalinya, secara dulu gw pernah ngga sengaja nemu dvd original itu, dua2nya pula! ehhh..pas gw balik lagi mw belinya, tu dvd dah raibbb..naseeebbb..hahaha..^^
    ampe skrg gw hobi nyambangin toko2 dvd film lama, boro2 hoki ketemu film itu lagi..yg ada cuma nihhilll..wkwkwk..^_^

    ReplyDelete
  3. Wahhh... reviewnya hebat. temmi m'gambarkan karakter2 tokohnya dg sangat baik, aku jadi tertarik mengenal lebih banyak kehidupan sosial masyarakat Inggris era 1800-an di Manfield Park^^ kompleks, elegan, dan indah :)

    ReplyDelete
  4. Putriii..komennya nyelip jd baru sempet dibaca..*memalukan sekali sebenarnya hehehe*
    Makasih ya Put..
    Aku cuma nulis kesan dan efek yang aku rasain aja dari nonton film..
    Film jaman sekarang emang keren2 teknologinya.
    Aku suka hampir semua genre film, asal alurnya masih worth to watch.
    Tapi kalau urusan cerita, aku ga pernah bosen suka dg cerita film2 lama kayak film era 80's dan 90's.
    Kalo film adaptasi novel Jane Austen yang pengen ditonton dan blm kesampaian smp sekarang : Northanger Abbey.
    Tapi katanya ntar ada versi terbaru film Jane Eyre, kayaknya menarik tuh Put buat ditunggu..^_^

    ReplyDelete